Sektor agrobisnis, yang selama ini dijauhi sektor perbankan, kini makin dilirik. Salah satu bank yang serius mengucurkan kredit ke sektor tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Hingga akhir Februari, bank plat merah ini telah menggelontor kredit agrobisnis hingga Rp 4,71 triliun.
Direktur Utama BNI Gatot. M Suwondo mengemukakan kredit di sektor perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional, "Dengan visi bisnis dan visi agen pembangunan, BNI sangat mendukung pengembangan bisnis di sektor ini," ujarnya di Jakarta kemarin (6/3).
BNI termasuk salah satu perbankan yang fokus dalam kredit korporasi. Masuknya BNI kedalam sektor agribisnis diharapkan turut mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan pembangunan di sektor tersebut. Sektor Agribisnis adalah salah satu sektor unggulan yang menjadi prioritas pemerintah. Komoditas - komoditas agribisnis seperti kelapa sawit (CPO), kakao, dan karet adalah tulang punggung perdagangan ekspor keluar negeri.
Sementara itu PT Bank Mandiri Tbk menargetkan pertumbuhan kredit sektor perkebunan tahun ini sebesar Rp 5 triliun. Pencapain kredit agribisnis oleh BUMN perkebunan memang menjadi prioritas utama pemerintah. Selain untuk mendorong investasi di sektor ini, juga untuk mendorong penyaluran kredit lebih lanjut.
Dalam data statistik perkreditan di Bank Indonesia (BI, sektor pertanian dibagi ke dalam 8 sub-sektor. Yakni tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan pemotongan kayu (logging), perburuan, sarana pertanian, dan lainnya. Namun jika ditelaah lebih jauh, pertumbuhan yang pesat tersebut ternyata hanya terjadi pada kredit berskala besar. Sedangkan kredit UMKM yang meliputi kredit mikro (s.d. Rp50juta), kecil (Rp50 juta - Rp500 juta), dan menengah (Rp500 juta - Rp5 miliar) yang disalurkan ke sektor pertanian hanya tumbuh 20 persen selama periode yang sama.
Hingga akhir Februari, bank plat merah ini telah menggelontor kredit agrobisnis hingga Rp 4,71 triliun.
Direktur Utama BNI Gatot. M Suwondo mengemukakan kredit di sektor perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahannya memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional, "Dengan visi bisnis dan visi agen pembangunan, BNI sangat mendukung pengembangan bisnis di sektor ini," ujarnya di Jakarta kemarin (6/3).
BNI termasuk salah satu perbankan yang fokus dalam kredit korporasi. Masuknya BNI kedalam sektor agribisnis diharapkan turut mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan pembangunan di sektor tersebut. Sektor Agribisnis adalah salah satu sektor unggulan yang menjadi prioritas pemerintah. Komoditas - komoditas agribisnis seperti kelapa sawit (CPO), kakao, dan karet adalah tulang punggung perdagangan ekspor keluar negeri.
Sementara itu PT Bank Mandiri Tbk menargetkan pertumbuhan kredit sektor perkebunan tahun ini sebesar Rp 5 triliun. Pencapain kredit agribisnis oleh BUMN perkebunan memang menjadi prioritas utama pemerintah. Selain untuk mendorong investasi di sektor ini, juga untuk mendorong penyaluran kredit lebih lanjut.
Dalam data statistik perkreditan di Bank Indonesia (BI, sektor pertanian dibagi ke dalam 8 sub-sektor. Yakni tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan pemotongan kayu (logging), perburuan, sarana pertanian, dan lainnya. Namun jika ditelaah lebih jauh, pertumbuhan yang pesat tersebut ternyata hanya terjadi pada kredit berskala besar. Sedangkan kredit UMKM yang meliputi kredit mikro (s.d. Rp50juta), kecil (Rp50 juta - Rp500 juta), dan menengah (Rp500 juta - Rp5 miliar) yang disalurkan ke sektor pertanian hanya tumbuh 20 persen selama periode yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar