Kontroversi keberadaan Ahmadiyah di wilayah kota besar lainnya, tidak merambat ke Kota Kretek. Jamaah Ahmadiyah Islamiyah (JAI) tetap kondusif, seiring adanya pemberlakuan pembekuan organisasi tersebut.
Sejauh ini, aparat kepolisian terus melakukan pemantauan. Sedangkan pengerahan petugas ke lokasi JAI belum menjadi agenda. "Belum sampai ke sana, tapi tetap kami pantau," ujar Kapolres Kudus AKBP Bayu Wisnumukti, kemarin.
Bayu berharap, masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai. Begitu juga dengan JAI, harus menempatkan diri sebagai satu bagian dari masyarakat setempat. Hal ini penting untuk membuat suasana kondusif di lingkungan Kabupaten Kudus tetap terjaga.
Dikatakannya, sejauh ini pihaknya memang akan memantau situasi saja. Saat ditanya, kapan kunjungan ke JAI, ia pun hanya tersenyum simpul. "Belumlah kalau agenda ke sana," paparnya.
Keberadaan JAI di wilayah Kudus, pernah dikunjungi Radar Kudus setahun lalu. Di mana, tidak ada aktivitas mencolok dari pendukungnya. Dan kisaran penganutnya pun mencapai sekitar puluhan orang yang kebanyakan warga asli Desa Colo, Kecamatan Dawe.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Kantor Kesbangpollinmas Ali Rifai, Kamis (5/3) lalu. Di mana, kisruh JAI semoga tidak merambah ke wilayah Kudus. "Dan kami meminta kondisi yang kondusif seperti ini jangan sampai terprovokasi," tambahnya.
Karena selama pemantauan keberadaan JAI, masih diterima masyarakat sekitar. Kehidupan yang saling toleransi itulah harus disadari kedua belah pihak. Termasuk membebaskan aktivitas peribadatan mereka, sembari menunggu keputusan dari pemegang kebijakan. "Dibubarkan atau tidaknya organisasi, yang terpenting marilah saling menghargai dulu. Sejauh ini aman-aman saja," jelasnya.
Demi menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah ini, pihaknya meminta seluruh organisasi masyarakat (ormas) dan LSM, supaya lekas mendaftarkan diri. Dan selama pantauannya dalam setahun ini diakuinya mengalami peningkatan. Dilihat dari beberapa ormas yang baru namun belum terdata.
Sejauh ini, aparat kepolisian terus melakukan pemantauan. Sedangkan pengerahan petugas ke lokasi JAI belum menjadi agenda. "Belum sampai ke sana, tapi tetap kami pantau," ujar Kapolres Kudus AKBP Bayu Wisnumukti, kemarin.
Bayu berharap, masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai. Begitu juga dengan JAI, harus menempatkan diri sebagai satu bagian dari masyarakat setempat. Hal ini penting untuk membuat suasana kondusif di lingkungan Kabupaten Kudus tetap terjaga.
Dikatakannya, sejauh ini pihaknya memang akan memantau situasi saja. Saat ditanya, kapan kunjungan ke JAI, ia pun hanya tersenyum simpul. "Belumlah kalau agenda ke sana," paparnya.
Keberadaan JAI di wilayah Kudus, pernah dikunjungi Radar Kudus setahun lalu. Di mana, tidak ada aktivitas mencolok dari pendukungnya. Dan kisaran penganutnya pun mencapai sekitar puluhan orang yang kebanyakan warga asli Desa Colo, Kecamatan Dawe.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Kantor Kesbangpollinmas Ali Rifai, Kamis (5/3) lalu. Di mana, kisruh JAI semoga tidak merambah ke wilayah Kudus. "Dan kami meminta kondisi yang kondusif seperti ini jangan sampai terprovokasi," tambahnya.
Karena selama pemantauan keberadaan JAI, masih diterima masyarakat sekitar. Kehidupan yang saling toleransi itulah harus disadari kedua belah pihak. Termasuk membebaskan aktivitas peribadatan mereka, sembari menunggu keputusan dari pemegang kebijakan. "Dibubarkan atau tidaknya organisasi, yang terpenting marilah saling menghargai dulu. Sejauh ini aman-aman saja," jelasnya.
Demi menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah ini, pihaknya meminta seluruh organisasi masyarakat (ormas) dan LSM, supaya lekas mendaftarkan diri. Dan selama pantauannya dalam setahun ini diakuinya mengalami peningkatan. Dilihat dari beberapa ormas yang baru namun belum terdata.
0 komentar:
Posting Komentar